Umrah adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Meskipun hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan), banyak umat Muslim dari seluruh penjuru dunia berusaha untuk melaksanakannya, karena keutamaannya yang besar. Namun, seperti halnya haji, tujuan utama dari umrah bukan hanya sekadar menjalankan rangkaian ritual, tetapi bagaimana agar ibadah tersebut menjadi umrah mabrur—yakni umrah yang diterima dan membawa perubahan positif dalam diri pelakunya.
Istilah "mabrur" lebih sering kita dengar dalam konteks haji mabrur, namun umrah juga bisa mendapatkan status mabrur jika dilakukan dengan niat yang tulus, sesuai tuntunan, dan memberikan dampak yang nyata pada akhlak dan kehidupan pelakunya.
Makna Umrah Mabrur
Secara bahasa, "mabrur" berarti diterima oleh Allah, penuh kebaikan, dan tidak tercampur dengan dosa atau hal-hal yang sia-sia. Dalam konteks ibadah, mabrur berarti ibadah yang dilakukan dengan ikhlas, sesuai syariat, dan membuahkan hasil berupa peningkatan iman dan amal shalih setelahnya.
Umrah mabrur bukan hanya tentang kelengkapan ritual seperti thawaf, sa’i, dan tahallul. Lebih dari itu, umrah mabrur adalah buah dari ibadah hati dan keikhlasan, yang menciptakan transformasi spiritual. Rasulullah SAW bersabda:
“Haji dan umrah yang mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya kecuali surga.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Walaupun dalam hadis ini disebutkan "haji", ulama menjelaskan bahwa pahala dan keutamaannya juga berlaku bagi umrah, karena umrah adalah bagian dari ibadah yang sangat dicintai oleh Allah.
Ciri-Ciri Umrah Mabrur
Bagaimana kita bisa mengetahui apakah umrah yang kita lakukan termasuk mabrur atau tidak? Berikut ini beberapa ciri utama dari umrah mabrur:
1. Meningkatnya Ketakwaan dan Keimanan
Setelah menunaikan umrah, seseorang seharusnya menjadi lebih dekat dengan Allah. Ia lebih rajin beribadah, menjauhi maksiat, dan menjaga hubungannya dengan Allah dan sesama manusia.
2. Perubahan Akhlak
Orang yang mendapat umrah mabrur akan lebih sabar, rendah hati, jujur, dan suka menolong. Perubahan karakter ini menjadi bukti nyata dari kesuksesan spiritual umrah tersebut.
3. Konsistensi dalam Ibadah
Umrah mabrur melahirkan semangat untuk terus istiqamah dalam ibadah, bukan hanya sementara karena sedang berada di Tanah Suci. Orang yang dulunya lalai shalat, misalnya, akan menjadi lebih disiplin setelah pulang.
4. Menjaga Lisan dan Perilaku
Salah satu tanda bahwa umrah itu mabrur adalah orang tersebut menjadi lebih bijak dalam berbicara, tidak lagi suka ghibah, memfitnah, atau berkata kasar.
5. Semangat Berbagi dan Dermawan
Hati yang dibersihkan di depan Ka'bah akan terasa ringan untuk membantu sesama. Banyak orang yang setelah umrah menjadi lebih gemar bersedekah dan peduli terhadap sesama.
Cara Meraih Umrah Mabrur
Meraih umrah mabrur bukan hal yang mustahil. Namun dibutuhkan niat yang lurus, kesungguhan, dan kesiapan baik secara spiritual maupun mental. Berikut ini adalah beberapa langkah untuk meraihnya:
1. Perbaiki Niat
Niat adalah fondasi utama ibadah. Pastikan niat umrah adalah semata karena Allah, bukan karena ingin pamer di media sosial, status sosial, atau hanya ikut-ikutan. Allah SWT berfirman:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus...”
(QS. Al-Bayyinah: 5)
2. Pelajari Ilmu Umrah
Ibadah tanpa ilmu berisiko tidak sah atau tidak sempurna. Pelajari dengan seksama tentang rukun, sunnah, larangan, dan adab selama umrah agar ibadahmu sesuai tuntunan Rasulullah.
3. Berakhlak Mulia Selama di Tanah Suci
Tanah Suci adalah tempat penuh berkah. Jaga akhlak, kendalikan emosi, dan hindari perbuatan yang bisa merusak pahala seperti bertengkar, marah-marah, atau berkata kasar, walaupun dalam kondisi lelah sekalipun.
4. Bersungguh-Sungguh dalam Doa
Gunakan waktu umrah untuk memperbanyak doa. Baik saat thawaf, sa’i, maupun ketika duduk di Masjidil Haram. Allah sangat dekat di tempat tersebut dan doa-doa pun diijabah, insyaAllah.
5. Tobat Sungguh-Sungguh
Umrah adalah kesempatan besar untuk memulai hidup baru. Gunakan momentum ini untuk tobat dari semua dosa, memperbaiki diri, dan membuat janji pada diri sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
6. Jaga Ibadah Sepulangnya
Setelah pulang dari umrah, pertahankan kualitas ibadah. Umrah mabrur tidak diukur dari ibadah saat di Mekkah saja, tapi bagaimana perubahan setelahnya.
Umrah Mabrur sebagai Momentum Hijrah
Bagi banyak orang, umrah menjadi titik balik kehidupan. Tak sedikit yang dulunya jauh dari agama, justru menemukan hidayah di depan Ka'bah. Tangisan di Multazam, zikir dalam thawaf, dan kekhusyukan saat shalat di Masjidil Haram bisa menjadi momen paling menyentuh dalam hidup.
Jika umrah dijadikan sebagai awal hijrah, insyaAllah akan menjadi perjalanan yang mengubah jalan hidup seseorang menuju lebih baik. Namun tentu, hijrah bukan soal tampilan semata, tapi konsistensi untuk terus menjadi pribadi yang taat.
Penutup: Umrah Bukan Sekadar Perjalanan, Tapi Perjuangan
Umrah bukan hanya perjalanan wisata religi. Ia adalah perjalanan hati menuju kedekatan dengan Sang Pencipta. Umrah yang mabrur bukan sekadar selesai thawaf dan sa’i, tetapi yang membekas dalam jiwa dan mengubah cara hidup seseorang.
Mari jadikan setiap ibadah, termasuk umrah, sebagai cara kita memperbaiki diri, menambah iman, dan meraih ridha Allah. Jangan sia-siakan kesempatan ke Tanah Suci hanya sebagai status sosial semata. Doakan agar Allah memberi taufik untuk bisa meraih umrah yang mabrur, yang balasannya tidak lain adalah surga-Nya.
“Ya Allah, jadikanlah umrah kami umrah yang mabrur, diterima, dan menjadi penghapus dosa-dosa kami. Aamiin.”
Komentar
Tinggalkan Komentar